Salah satu ciri seorang muslim adalah menjalankan kewajiban yang tertuang dalam rukun islam yang lima, yaitu syahadatain, salat, zakat, puasa, dan haji bagi yang mampu. Pertanyaan yang muncul adalah apakah dengan melaksanakan kelima rukun Islam tersebut maka selesailah semua kewajiban seorang muslim?? Fakta yang kita temukan di lapangan adalah banyak orang salat, tapi masih juga melaksanakan perbuatan maksiat seperti korupsi, taruhan, minum khamr, menyakiti sesama dan lainnya.
Belum lagi masalah-masalah umat yang lainnya seperti : mutu pendidikan yang rendah, birokrasi yang korup, disiplin yang keropos, apriori terhadap kebudayaan modern, etos kerja yang rendah, fanatisme golongan yang berlebihan dan sibuk dengan urusan furu’. Fakta semacam itu merupakan tragedi bagi kita semua. Padahal telah jamak dalam sejarah, bahwa agama Islam adalah agama yang dalam beberapa decade pernah menjadi poros peradaban bagi dunia sekitar abad XV. Di mana pada zaman tersebut berdirilah daulah-daulah Islam yang sangat kuat dan disegani oleh dunia.
Jika Islam dahulu terbukti sebagai poros peradaban, maka dapatkah Islam difungsikan secara prima dalam sejarah kita saat ini?? Lalu bisakah umat Islam menghadapi tantangan dunia modern seperti sekarang ini? Hal ini hendaklah menjadi bahan perenungan kita untuk berfikir cerdas, jujur dan terbatas dari subjektifisme golongan dan egoisme pribadi.
Menghadapi tantangan dunia modern ini, hendaknya umat Islam jangan bersikap anti peradaban modern. Sikap mengambil hal-hal yang baik dan membuang yang buruk dari peradaban modern adalah salah satu cirri hamba Allah SWT yang cerdas. Hal ini sebagaimana yang dilakukan umat Islam terdahulu yang mempelajari dan mengadaptasi ilmu pengetahuan dari Yunani, lalu mampu membuat karakteristik keilmuan yang khas.
Pada waktu itu umat Islam begitu bersemangat untuk mencari ilmu pengetahuan yang diikuti dengan penerjemahan buku-buku bahasa Yunani ke dalam bahasa Arab. Maka muncullah tokoh-tokoh sekaliber Ibnu Rusydi, Ibnu Sina, Ibnu Khaldun, Ibnu Taimiyah, Imam Ghazali, Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Hanafi, dan Imam Hambali. Akankah saat ini muncul tokoh-tokoh yang kreatif dan inovatif? Apakah ilmu pengetahuan bisa jadi dasar perkembangan gerak dan cara berpikir umat Islam saat ini??***~~~***